Setelah belajar sedikit demi sedikit mengenai psikologi, trauma masa kecil, dan kepribadian, pandangan saya mengenai kepribadian seseorang mulai berubah. Kini, sebelum menilai kepribadian seseorang, saya harus mengetahui dulu kehidupannya termasuk masa kecilnya, tipe pengasuhan orangtua, dan interaksinya dengan sesama orang dewasa.
Seringkali, yang dilihat sebagai kepribadian seseorang itu bukan yang sebenarnya melainkan bentuk survivalnya. Apalagi bila orang tersebut lahir dan besar di lingkungan yang traumatis, yang membuatnya ketika dewasa terbiasa dan bertahan hidup dengan cara-cara survivalnya ketika kecil.
Orang yang terlihat pemalu, pendiam, penurut, ramah, dsb bisa jadi bukan kepribadian aslinya tapi karena hal-hal berikut ini :
- Tidak diijinkan untuk mengekspresikan dirinya sendiri ketika kecil.
- Tidak dihargai saat memiliki pendapat yang berbeda dengan pengasuh atau lingkungannya.
- Tidak pernah diajarkan untuk membela diri dan keyakinannya sendiri.
- Sering dipermalukan atau dimarahi ketika memiliki keinginan sendiri.
Akibatnya, ia tumbuh sebagai orang dewasa yang memiliki yang dikenal ramah, selalu membantu orang lain, terbuka pada orang lain, penurut, tidak banyak menuntut. Sifat lain yang mungkin dimiliki adalah pasif, sulit fokus, sukar konsentrasi dll. Bentuk survivalnya adalah Fawn & Freeze.
Begitupun sebaliknya, orang yang terlihat selalu bersemangat, high achievement, tidak mudah menyerah, blak-blakan, tegas, dsb bisa jadi mereka yang ketika kecil tumbuh dalam lingkungan seperti ini :
- Orangtua/ pengasuh lalai atau sibuk dengan dirinya sendiri sehingga anak merasa harus mengambil tanggung jawab atas diri dan keluarganya.
- Hanya mengapresiasi anak pada pencapaian yang sifatnya material seperti; kecantikan/ ketampanan, nilai sekolah yang baik, dll dan kurang mengapresiasi nilai-nilai non material.
- Tidak mengijinkan anak mengekspresikan dirinya sendiri dan harus sejalan dengan apa yang menjadi keyakinan orangtua/ pengasuh.
Akibatnya, ia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang selalu sibuk akan pencapaian tertentu sekalipun sampai mengorbankan diri dan keluarganya. Apabila orang di sekitarnya tidak mendukung, ia akan marah, kecewa, dan menuntut. Orang akan menilai ia pekerja keras tapi juga egois, high achievement tapi di saat yang sama lalai akan hal penting lainnya. Bentuk survivalnya adalah Fight & flight.
Menurut saya, sangat penting untuk menilai kepribadian seseorang saat ia ada dalam lingkungan yang 'aman'. Aman dari trauma masa kecil yang belum sembuh, maupun dari lingkungan saat ini. Seseorang hanya akan terlihat diri sejatinya bila ia berada di tempat yang aman baik secara fisik, mental, atau emosional. Di tempat ini pula ia bisa mengembangkan potensi maksimalnya sesuai dengan temperamen yang telah dititipkan Tuhan atasnya. Seperti bunga, seseorang yang mulai beranjak dan meninggalkan trauma masa lalunya akan mekar dari kuncup dan memperlihatkan mahkota terindahnya.
Saya sudah melihat hal ini beberapa kali. Seseorang yang selama hidupnya dikenal sebagai orang yang ramah, penolong, penurut, senang menghibur orang lain, begitu menyadari ia memiliki trauma masa kecil dan belajar untuk menyembuhkannya, berubah menjadi orang yang tegas, asertif, mendahulukan diri sendiri, dan sangat sadar akan prioritas.
Orang yang meyakini dirinya tidak punya 'suara', pendiam, pasif, bodoh, berubah menjadi orang yang menghargai suaranya sendiri, mudah menyerap informasi dan belajar, berani membela dirinya sendiri. Atau ia yang selalu menjadi korban bully berubah menjadi pembela dirinya sendiri dan teman-teman di depan guru yang membully.
Saya yakin ada banyak sekali cerita di luar sana dari mereka yang sudah menyadari bahwa dirinya bukanlah traumanya. Mereka berani menerima kenyataan ada periode yang tidak ideal dalam hidupnya, memaafkan mereka yang memberi trauma tersebut, dan aktif mengambil alih kehidupan mereka sendiri selanjutnya. Terima bahwa kamu telah melalui masa-masa yang traumatis dan bertanggungjawablah atas diri kamu sendiri sejak saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar