Tulisan inspirasi tentang hipnoterapi, hening, dan mental health.

19 Sep 2025

Stories : Katak Yang Bernyanyi Lagu Sedih

Suatu sore, Nina duduk di teras sambil menikmati suasana mendung. Angin bertiup kencang, lembap dan dingin. Suara batang pohon berderak diselingi gemerisik dedaunan di pohon. Kicau burung bersautan di langit seakan menyambut hujan yang sebentar lagi datang. Tengah asyik menikmati suasana itu, sayup-sayup telinga Nina menangkap suara katak dari taman yang ada di sisi depan rumahnya.

"Krook... krook... kwebek... kwebek...."

Nina tertegun. Rasanya sudah lama ia tidak mendengar suara katak sejelas itu. Entah apakah karena ia tinggal di komplek perumahan elit yang jarang ada tanaman dan semak-semak rimbun dan basah. Atau mungkin selama ini selalu ada katak yang datang setiap menjelang hujan, hanya saja Nina tidak pernah menyadari. Apapun itu, saat ini suara katak terdengar jelas sekali, bernyanyi dalam ritme yang teratur seakan-akan membawakan lagu sedih.

"Hh...," Nina menghela nafas panjang. Terakhir kali ia mendengar suara katak sejelas ini adalah ketika ia menginap berdua saja dengan ibunya di sebuah hotel di Bandung.

Sejak kecil, Nina hidup hanya berdua saja dengan ibunya. Ayahnya meninggal karena kecelakaan ketika ia masih di kandungan. Sejak melahirkan Nina, ibunya tidak lagi menikah. Ia hanya sibuk bekerja sebagai guru SD dan membesarkan Nina hingga lulus kuliah dan memiliki pekerjaan sendiri.

Bertahun-tahun kemudian, setelah bisa mengumpulkan cukup uang, Ibu mengajak Nina berlibur berdua ke Bandung dan menginap di hotel. Nina masih ingat, saat itu ia dan Ibu duduk di pinggir danau yang ada di sisi kamar hotel sambil memanggang sosis. 

Waktu sudah hampir tengah malam dan suasana sekitar hotel sangat sepi. Meski sudah larut dan udara sangat dingin, Nina dan Ibu masih asyik membolak-balik sosis di panggangan. Tidak lama kemudian, terdengar suara katak dari balik semak-semak yang ada di pinggir danau. Suaranya begitu jelas dan lantang, seakan-akan memanggil-manggil dari balik rerumputan.

"Hhm...," Ibu tersenyum. "Ibu jadi ingat waktu masih kecil dulu"

Nina tertarik. "Kenapa, Bu?" tanyanya sambil menggigit sosis yang masih panas.

"Dulu... sekali, waktu kecil, Ibu sering diajak Kakek mencari katak di sawah untuk umpan memancing lele," cerita Ibu ,"biasanya Ibu dan Kakek pergi malam-malam, karena katak lebih mudah ditemukan malam hari." Nina mengangguk-angguk, ia teringat rumah kakeknya dengan sawah yang luas.

"Pernah suatu ketika, Ibu nggak mau diajak Kakek mencari katak. Gara-garanya, siang itu Ibu habis menangis karena berkelahi sama teman sekelas," lanjut Ibu lagi. "Ibu ngambek seharian, kesal karena diledek teman gara-gara pakai tas jelek. 'Males ah, nggak mau cari katak!' teriak Ibu ke Kakek."

"Kakek yang sudah seharian coba menghibur, nggak ngomong apa-apa. Cuma tersenyum saja sambil terus menyiapkan tas untuk menyimpan katak. Lalu, sambil memberikan tas itu ke Ibu, Kakek mengatakan sesuatu yang selalu Ibu ingat sampai sekarang ,'Kadang, kita boleh berhenti sedih dulu sebentar dan melakukan hal yang membuat kita gembira. Nggak apa-apa kalau nanti sedih lagi, tapi selalu ingat dalam hidup itu isinya bukan cuma kesedihan," lanjut Ibu lagi.

Ibu berhenti cerita dan menghela nafas. Nina mengusap tangan Ibu lembut ,"Ibu kangen Kakek, ya?" Ibu hanya mengangguk sambil tersenyum. 

Suara katak di pinggir danau di samping kamar hotel kembali terdengar. Semakin lama suaranya semakin surut dan menghilang. Malam semakin larut; udara semakin dingin. Namun ditemani Ibu sambil makan sosis bakar, yang Nina rasakan saat itu hanyalah kehangatan.

Kini, di teras depan rumahnya yang nyaman, Nina duduk menikmati sore yang mendung. Memperhatikan langit yang berubah warna dengan cepat dari kuning suram ke abu-abu gelap. Nyanyian katak yang terbawa angin pun terdengar kian sayup dan menghilang. 

Setetes air hujan turun dan hinggap di punggung tangan Nina. Ia tersentak. Sudah sekian menit berlalu sejak ia membubuhkan tanda tangan di berkas perceraian yang dikirim suaminya. Terburu-buru, ia merapikan berkas-berkas yang ada di kursi di sampingnya dan berdiri. Sebelum masuk ke dalam rumah, disapunya pandangan ke taman kecil yang ada di sisi depan rumahnya. Sebuah senyum samar tergambar di wajahnya; jauh di dalam hati ia paham kini bahwa seperti katak yang muncul ketika cuaca lembap dan gelap, kekuatan hati juga bisa muncul di saat-saat paling gelap.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Hipnoterapi Online? Bisa!

Hipnoterapi Online? Bisa!
Griya Hijau Hipnoterapi - Layanan Hipnoterapi Mudah & Modern

Join Grup WA Sehat Ruang Hening untuk Free Live Zoom Healing Bulanan

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Tangan Yang Menyembuhkan

  Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis dua buah post di blog ini yang berjudul 'Hands that heal' (tangan yang menyembuhkan)...

Blog Archive

Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com